Jumlah Pengungsi Letusan Gunung Sinabung Melonjak

Titik pengungsian pun bertambah dari 12 menjadi 24 titik. Jumlah pengungsi ini lebih besar daripada jumlah pengungsi saat erupsi Agustus-September 2010. "Saat itu letusannya lebih besar dibanding sekarang," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya hari ini. Gunung Sinabung meletus lagi pada Selasa, 17 September 2013.
Berikut ini adalah 24 pos pengungsian dan jumlah pengungsi yang disiapkan: Pos Jambur Sempakata (2.308); Klasis GBKP (800); GBKP Kota/Gedung KKR (1.200); GBKP KOTA/Gedung Serbaguna (239); Jambur Payung (1.500); KWK Berastagi/perempuan (1.300); Klasis Barastagi/laki-laki (381); Masjid Istikar Barastagi (174); Masjid Agung (182); Zentrum (339); GBKP Simpang VI (220); Paroki (50); Jambur Tuah Lopati (800); Losd Tiganderket (1.600); Tanjung Pulo (500); Gedung KNPI (170); GBKP Jalan Kotacane (190); GBKP/Retreat Center (200); Sekolah Taman Doa Ora et Labora (105); Posko Jambur Tongkoh (350); Kantor ASAP (58); GBKP Asrama Kodim (9); dan Gereja GBKP Katepul (275).
Menurut Sutopo, banyaknya jumlah pengungsi ini karena penduduk dari desa-desa di luar radius 3 kilometer, yang sebenarnya aman sesuai rekomendasi PVMBG Badan Geologi, juga ikut mengungsi. Hanya Desa Sukameriah yang harus dikosongkan karena posisinya berada kurang dari radius 3 kilometer dan terletak di bawah bukaan kawah Sinabung. "Sukameriah rawan luncuran awan panas dan lava," katanya.
Hari ini, Sutopo melanjutkan, BNPB akan mendata nama-nama pengungsi di tiap-tiap pos pengungsian karena penduduk leluasa keluar-masuk tanpa ada pencatatan oleh petugas. Selain itu, saat pagi hingga siang, banyak pengungsi yang kembali ke rumahnya untuk merawat ternak dan lahan pertaniannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar